Nehemia 8: 10-12
Bp. Djoko Prasetyo
Dunia makin penuh dengan kesulitan. Tak heran, kalau akhir-akhir kita mendengar kabar banyak orang yang mengakhiri hidupnya, karena merasa tidak kuat menanggung beban persoalan yang dihadapi. Tidak sedikit pula anak-anak Tuhan yang ikut mengakhiri hidupnya secara tragis.
Mengapa bisa terjadi? Memang faktanya dunia semakin lama, tidak semakin baik. Namun, itu bukan penyebab utama seseorang mengakhiri hidupnya, melainkan mereka kehilangan kekuatan dan perlindungan Tuhan. Artinya, mereka sudah kehilangan sukacita ilahi.
Iblis Mencuri Sukacita
Firman Tuhan menjelaskan kepada kita bahwa sukacita karena Tuhan, adalah perlindungan atau kekuatan (dalam terjemahan lain). Karena itu, untuk membuat seseorang menjadi rapuh, tanpa kekuatan, dan perlindungan; iblis tahu caranya, yakni dengan mencuri sukacita Tuhan dalam kehidupan orang percaya.
Jika seseorang memiliki sukacita Tuhan meskipun mengalami berbagai pergumulan dan persoalan, dia tidak akan kehilangan pengharapan, apalagi mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. Karena kekuatan Tuhan akan memampukan dia menghadapi segala tantangan.
Sukacita Tuhan adalah Damai Sejahtera
Sukacita yang diberikan oleh Tuhan, yaitu keadaan damai sejahtera yang ada di dalam hati kita. Damai sejahtera itu tidak akan dipengaruhi oleh keadaan di luar kita, Rasul Paulus mengatakan bahwa meskipun dalam kekurangan atau kelimpahan dia tetap memiliki damai sejahtera. Firman Tuhan, “Segala perkara dapat kutanggung dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku” (Filipi 4: 13). Rasul Paulus mengajarkan bahwa damai sejahtera Tuhan yang akan memelihara kehidupan kita (Filipi 4: 7). Damai sejahtera inilah yang menjadi kunci kekuatan rasul Paulus dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan.
Sukacita Adalah Perintah Tuhan
Firman Tuhan mengingatkan kepada kita untuk bersukacitalah senantiasa di dalam Tuhan (Filipi 4: 4). Kita sering lupa pada firman Tuhan yang mengajarkan bersukacita. Padahal, jika kita tidak melakukannya sama halnya kita sudah berdosa dengan melawan perintah Tuhan. Lalu, bagaimana caranya kita bisa bersukacita karena Tuhan? Ada dua hal yang harus kita lakukan agar perintah bersukacita bisa kita lakukan.
- Mengerti Firman
Bangsa Israel membagi-bagi makanan dengan bersukacita. Bukan karena mereka berpesta, melainkan karena mengerti firman Tuhan. Hal penting yang harus kita miliki bila kita ingin bersukacita karena Tuhan, adalah mengerti firman Tuhan.
Ada banyak tantangan dan pergumulan, tetapi kita harus mengerti apa kata firman Tuhan tentang tantangan dan pergumulan yang kita hadapi. Jika kita sama sekali tidak mengerti apa kata firman Tuhan, kita akan menjadi lemah dan kehilangan pengharapan. Sebaliknya, jika kita mengerti firman Tuhan, kita akan kuat dan memiliki iman yang berkemenangan dalam menghadapi persoalan.
- Tinggal Dalam Persekutuan yang Sehati
Setelah mengerti firman, bangsa Israel bersama-sama berbagi makanan dan mereka bisa bersukacita. Yang membagi makanan tidak hanya satu atau dua orang, tetapi seluruh bangsa Israel, sehati berbagi makanan.
Sukacita karena Tuhan yang mendatangkan kekuatan akan kita peroleh bila kita hidup dalam sebuah persekutuan yang sehati. Firman Tuhan memberikan banyak contoh di saat umat Tuhan memiliki kesehatian, ada banyak mujizat dan pekerjaan Tuhan dinyatakan. Jemaat mula-mula hidup dengan sehati, sehingga jiwa-jiwa baru ditambahkan. Sebaliknya, jika dalam sebuah komunitas ada iri hati dan pertengkaran; bukan sukacita yang kita dapatkan, melainkan kemarahan dan kebencian, yang menjadi pintu masuk perpecahan. Dan, semua itu tidak akan mendatangkan sukacita. Jadi, apa yang harus kita lakukan? Tidak ada kata lain, selain kita memilih untuk bersukacita dalam Tuhan. Sekali lagi bersukacitalah dalam Tuhan.