Berbahagia Orang Berhikmat
oleh : Pnt. Ir. Lokky. S. Tjahja

Kebahagiaan memiliki hikmat dari Tuhan, melebihi apa yang ada di dunia (emas, permata, berlian, kekayaan, dan lain-lain). Kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita yang percaya kepada-Nya adalah kebahagiaan yang menyeluruh (Amsal 3: 13-17). Dan, setiap jalan-jalan yang kita tempuh akan berakhir bahagia dan sejahtera. Orang-orang yang berada di sekitar atau sekeliling orang yang mendapat hikmat dari Tuhan, juga akan merasakan kebahagiaan.    

Hikmat Tuhan berbeda dengan hikmat dunia

Hikmat dunia cenderung kepada keuntungan diri sendiri, sedangkan hikmat Tuhan dijelaskan dalam Pengkhotbah 2: 14. Hikmat Tuhan bukan berarti pintar di sekolah, punya banyak gelar, dan hidup mewah, melainkan tanggap menggunakan kesempatan atau kairos yang ada dengan pimpinan Roh Kudus. Sebab orang-orang yang tidak mendapat hikmat dari Tuhan, tidak bisa melihat kesempatan yang seharusnya bisa dipergunakan. Hikmat Tuhan bisa kita peroleh, bila kita benar-benar punya waktu dan hubungan terus-menerus bersama dengan Tuhan. Hidup selalu mengandalkan Tuhan serta melibatkan Roh Kudus untuk memimpin kehidupan kita.  

Roh Kudus akan menolong kita bisa melihat kesempatan dan kairos yang Tuhan berikan di dalam kehidupan kita. Bila kita mengerjakan tugas dan bagian kita, lakukanlah dengan kesungguhan (maksimal) dan kerendahan hati supaya kita bisa melihat kesempatan atau kairos Tuhan. Dan, akhirnya menerima hikmat dari Tuhan sehingga kebahagiaan yang menyertai di dalam kehidupan kita. Keberhasilan yang didapat orang berhikmat bukan hanya di kehidupan saat ini, melainkan juga di kehidupan kekal.

Cara menjadi orang berhikmat

  1. Takut akan Tuhan permulaan pengetahuan (Amsal 9: 10). Sudahkah kita memiliki hati yang takut akan Tuhan? Kita harus mendasari diri kita dengan kehidupan yang takut akan Tuhan supaya memperoleh hikmat-Nya.
  2. Memerhatikan hidup dan menggunakan waktu (kesempatan atau kairos Tuhan) (Efesus 5:15-17). Supaya, kita bisa menjadi orang yang berhikmat dan tidak bodoh/ bebal, kita harus menggunakan waktu-waktu atau kesempatan dengan sebaik mungkin. Contohnya, Tuhan mempercayakan sesuatu yang kecil, lalu kita setia serta dapat mempertanggungjawabkannya, Tuhan pun akan memercayakan hal-hal yang besar bahkan di luar pemikiran kita. Jangan mengharap sesuatu yang besar dapat terjadi, bila kita tidak setia dan tidak belajar bertanggung jawab terhadap perkara kecil.
  3. Mengenal isi kitab suci (2 Tim. 3: 15). Kita mengenal isi kitab suci, bukan hanya mendapatkan hikmat dunia, melainkan untuk mendapat hikmat Tuhan dan keselamatan yang kekal. Peran kita sebagai orangtua, yaitu harus bisa mengajar anak-anak untuk hidup sesuai dengan firman Tuhan (Ulangan 6:7), sehingga kehidupan mereka sesuai dasar yang benar dan teguh di dalam Tuhan Yeshua. Pengenalan firman Tuhan harus bisa kita lakukan sejak dini. Sebab hal ini akan memimpin kita pada hidup yang selalu takut akan Tuhan dan bergantung pada Tuhan. Jangan menganggap anak-anak masih kecil dan tidak mengerti firman Tuhan. Kita harus meluaskan pekerjaan Roh Kudus untuk menjamah kehidupan mereka melalui pengenalan akan firman Tuhan.

Kebahagiaan yang diperoleh oleh orang percaya yang Tuhan sediakan adalah hikmat dari Tuhan, yang melebihi kekayaan, berlian, permata, dan lain-lain yang dunia berikan.