Siapa Pemilik Hidup Kita

Ketika kita menjadi percaya kepada Tuhan, sebetulnya kita tidak punya hak kepemilikan lagi atas hidup kita. Sebab, seperti yang tertulis, kita telah DITEBUS oleh Tuhan Yeshua. Kata menebus, dalam KBBI artinya membayar dengan uang untuk mengambil barang yang tergadai, atau bisa juga membeli kembali. Sedangkan, dalam bahasa Yunani, adalah LUTROO, artinya melepaskan atau membebaskan dengan membayarkan uang tebusan.

           Kita bisa simpulkan bahwa hidup kita ini sekarang menjadi hak milik Tuhan, karena Tuhan telah menebus atau membeli kita. Dan, Tuhan membayar uang tebusan itu dengan harga yang sangat mahal. Jauh lebih mahal dari perak atau emas, bahkan harta di dunia, karena Tuhan membayar dengan darah-Nya sendiri, artinya dengan NYAWA-Nya.

           Karena itu, apa yang harus kita lakukan dengan hidup ini? Seharusnyalah, kita memakai hidup ini dengan satu tujuan untuk memuliakan Tuhan.

Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Elohim dengan tubuhmu! (1 Korintus 6:20)

Kata ‘MULIAKANLAH’ dalam bahasa Yunani, adalah DOXAZO, artinya memikirkan, memuji, menghormati, merayakan, membuat semarak atau agung, dan lain-lain. Namun, bukan hanya sekadar kita memuliakan TUHAN dengan menyanyikan nyanyian atau bermain musik, hal itu memang baik. Kalau kita baca konteks dari ayat-ayat sebelumnya (1 Korintus 6:1-19), kita harus memuliakan TUHAN dengan cara: kita mengalah demi kepentingan orang lain agar TUHAN dimuliakan, atau rela menanggung penderitaan agar TUHAN dimuliakan. Juga, memuliakan TUHAN dengan cara, tidak hidup dalam dosa; tetapi hidup dalam kekudusan dengan mengikuti kehendak ROH TUHAN yang tinggal dalam hati kita.

            Seharusnya dengan segala tindakan tubuh kita, tujuan akhirnya adalah TUHAN yang dimuliakan, TUHAN yang disenangkan, TUHAN yang dihormati, bukan lagi hidup demi kesenangan kita, karena DIA-lah pemilik hidup kita. Hal ini memang mudah diucapkan, tetapi faktanya tidak mudah dilakukan. Karena itu, salah satu pergumulan berat dari setiap orang percaya adalah SIAPA PEMILIK HIDUP KITA. Walaupun secara hukum yang tertulis di FIRMAN TUHAN, hidup kita ini sudah dibeli oleh TUHAN, tetapi pada kenyataannya banyak orang percaya yang terus mencari kesenangannya sendiri, dengan menggunakan tubuh atau hidupnya (yang sebenarnya sudah bukan miliknya lagi), dengan tidak perduli perasaan TUHAN Si empunya hidup tersebut.

            Tujuan Tuhan menjadikan milik-Nya dengan membeli kembali atau menebus kita adalah untuk kebahagiaan kita. Sebab, Tuhan punya rencana yang luar biasa indah. Sebagaimana yang dijanjikan bagi bangsa Israel,

Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya (Keluaran 3:17).

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11)

Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan dengan hidup ini?

  1. Kita harus belajar untuk tunduk atau menyerahkan diri kepada TUHAN sebagai pemilik hidup kita yang baru dengan segala rencana-NYA yang indah dan mulia.
  2. Kita harus meninggalkan tuan yang lama, yang dulu pernah menguasai hidup kita, yang ingin menghancurkan dan membinasakan hidup kita, yaitu Satan dan Dosa.

Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini” (Kisah Para Rasul 2:40)