Jalan Kehidupan
Oleh: Ps. Jonathan Wantoro

            Zaman ini sedang dipenuhi dengan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih dan terus berkembang untuk memanjakan kehidupan manusia. Namun, segala sesuatu itu suatu saat akan berakhir. Karena itu, kita harus menentukan pilihan, sebelum berakhirnya hidup kita sendiri.

“Jalan kehidupan orang berakal budi menuju ke atas, supaya ia menjauhi dunia orang mati di bawah” (Amsal 15 :24)

Pilihan-pilihan kehidupan

  1. Kehidupan yang hidup

Artinya, hidup yang berakal budi yang dasarnya adalah firman Tuhan (Mazmur 119:19, “Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku”). Bandikan dengan Yoh 14 :15, 21, 23.

  • Kehidupan yang mati

Artinya, kehidupa yang berdasarkan pandangan mata manusia, yang hanya sebatas kehidupan duniawi. 

Sebagai contoh, akhir pelayanan Musa. Yang berdoa untuk mendapat belas kasihan agar bisa memasuki Tanah Kanaan yang dijanjikan Elohim kepada banga Israel (Ulangan 3: 23-27). Musa berpikir bahwa  selama hidupnya, dia telah memenuhi panggilan Elohim dan telah bekerja keras. Bahkan mati dan hidup untuk mengerjakan segala perintah-NYA. Namun hanya karena satu sikap yang kurang hormat dan taat, saat diperintah oleh Elohim untuk mengangkat tongkatnya di bukit batu. Musa justru memukulkan tongkatnya karena marah. Air yang dibutuhkan bangsa Israel tetap keluar, tetapi akibatnya fatal. Musa tidak bisa masuk ke negeri perjanjian.

         Walaupun Musa punya alasan kuat untuk bisa menikmati janji Tuhan masuk tanah kanaan,  Tuhan menjawab, “Tetapi TUHAN murka terhadap aku oleh karena kamu dan tidaklah mendengarkan permohonanku. TUHAN berfirman kepadaku: Cukup! Jangan lagi bicarakan perkara itu dengan Aku” (ayat 26)

            Mengapa? Sebab, Musa memang bersalah dan tidak boleh masuk negeri perjanjian duniawi karena Tuhan punya rencana yang besar. Karena, kenyataannya Kanaan ‘duniawi’ bukanlah negeri yang bebas dari dosa, melaikan penuh penyembahan berhala. Sehingga, untuk menguasai Tanah Kanaan, Yosua harus terus berperang. Bahkan, sampai sekarang bangsa Israel terus berperang.

Rencana Tuhan untuk Musa

Go up to the top of Pisgah, and lift up your eyes westward, and northward, and southward, and eastward, and see with eyes; for you shall not cross over this Jordan.”

Pergilah ke puncak Gunung Pisga dan pandanglah ke arah utara dan selatan, ke timur dan ke barat. Perhatikanlah baik-baik apa yang kaulihat itu, sebab engkau tak akan menyeberangi Sungai Yordan (ayat 27).

            Musa sudah berjuang bersama bangsa Israel selama 40 tahun, seharusnya dia menikmati Tanah Perjanjian, tetapi Bapa YHWH memiliki tujuan yang lain, yaitu Musa harus memandang ke atas, yakni ke Kanaan yang sejati, yang lebih indah-Kanaan Sorgawi. Karena itu, Musa tidak Tuhan izinkan untuk menyeberang Sungai Jordan menuju ke Kanaan DUNIAWI. Sebab, Elohim telah menyediakan KANAAN SORGAWI.

            Berdasarkan dengan pengalaman Musa, kadang kita tidak mengerti rencana Tuhan yang sebenarnya terhadap hidup kita. Sehingga, semua doa yang dipanjatkan  mendapat jawaban dari Tuhan tidak seperti yang kita doakan. Bahkan rasanya  doa kita tidak dijawab. Hal ini karena rancangan Tuhan lebih tinggi dari rancangan kita (Yeremia 29 :11).

                  Rancangan kita yang tidak sesuai dengan rancangan Tuhan dapat berbahaya bagi hidup kita, bila dipaksakan.Yeremia 6 :19, “Dengarlah hai bumi, lihatlah, Aku akan menimpakan malapetaka kepada bangsa ini, buah dari rancangan-rancangan mereka, karena mereka tidak mendengarkan firman-Ku, dan torat-Ku, mereka juga menolaknya.”

            Jadi, agar kita merasa bahwa iman kita sepertinya tidak produktif karena doa-doa kita sepertinya belum terwujud sepenuhnya sesuai keinginan; kita perlu untuk mengerti rancangan Tuhan atas hidup kita, yaitu:

  1. Membangun manusia roh kita untuk mengerti makna-makna dan perlengkapan- perlengkapan rohani (1 Korintus 2 : 12-13).
  2. sebagai hamba-hamba Tuhan, kita memiliki rahasia Tuhan (1 Korintus 4 : 1).

            Karena itu, seperti nasihat Yosua di akhir masa hidupnya, yaitu memilih kehidupan (melayani dan beribadah kepada Bapa YHWH). Biarlah setiap kita juga memilih kehidupan kekal bersama Bapa