Arti Berbuah-buah

oleh : Ps. Lokky S Tjahja

Kebanyakan orang sering salah dalam memahami tentang arti berbuah-buah. Berbuah-buah sesuai kebenaran firman Tuhan berbeda dengan berbuah-buah sesuai dengan ukuran dunia. Arti berbuah-buah dalam Roma 6: 19, adalah kehidupan yang sudah bertobat (berbalik arah kepada kebenaran) dan menjadikan kita sebagai hamba kebenaran, bukan hamba dosa.

Ada hal yang harus kita lakukan setelah menjadi hamba kebenaran. Tidak bisa hanya percaya dengan mulut bahwa Tuhan Yeshua yang menyelamatkan, tetapi ada proses-proses yang harus dilalui. Saat kita menggunakan dan menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada kebenaran, maka hidup kita akan dibawa kepada pengudusan. Setelah kita dimerdekakan dari hamba dosa dan menjadi hamba Elohim, kita tidak bisa hidup dengan sembarangan.

Sebab menjadi hamba kebenaran berarti menyerahkan seluruh anggota tubuh kita kepada kebenaran. Kita menggunakan tangan, mata, telinga, kaki, dan mulut dipakai untuk memberitakan kebenaran. Kita tidak mengikuti konsep, pandangan, atau ukuran yang dipakai oleh dunia, tetapi menggunakan seluruh anggota tubuh kita sesuai dengan aturan dan perintah firman Tuhan.

Pahami arti berbuah-buah yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, yaitu buah-buah yang membawa kita kepada kekudusan (hidup sesuai Torah) dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal (Roma 6: 22).

Buah-buah yang membawa kepada kekudusan, yaitu:

Kita tahu bahwa ukuran atau pandangan dunia tentang berbuah-buah, artinya menjadi terkenal, dihargai oleh banyak orang, jemaat banyak, banyak pelayanan, sukses, kaya raya, dan sebagainya. Yang semua hal itu berfokus untuk memuaskan kedagingan (diri sendiri).

  1. Buah pertobatan (Mat. 3: 8), artinya berbalik arah kepada kebenaran. Ketika sudah bertobat berarti sudah tidak kembali menjadi hamba dosa, tetapi hamba kebenaran.
  2. Buah roh (Gal. 5:22-23A). Kita tahu bahwa buah-buah roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Dan, melalui buah-buah roh tersebut akan membawa kita kepada kekudusan.
  3. Buah dari benih firman (Mat. 13:3-23). Contohnya tertulis dalam perumpamaan seorang penabur benih. Benih adalah firman Tuhan yang harus kita terima. Kebanyakan orang mau menerima firman Tuhan kalau menguntungkan dan menyenangkan dirinya. Sebaliknya ketika firman Tuhan mengajar, menegur, mengoreksi, menasihati, dan membuang hal-hal buruk justru tidak dihiraukan dan tidak diterima. Padahal firman Tuhan bermanfaat untuk hal-hal tersebut.  Ketika firman-Nya kita terima, firman itu akan bertumbuh dan kehidupan kita menghasilkan buah yang membawa kepada kekudusan.

Buah karena melekat kepada Tuhan (Yoh. 15:1-8). Kita sebagai carang atau ranting pohon anggur yang melekat kepada pokoknya (Tuhan Yeshua). Karena itu, kita harus terus menjagai hubungan pribadi dengan Tuhan, yaitu tinggal di dalam Dia dan firman-Nya tinggal di dalam hidup kita (Yoh. 15:7).