BIARLAH SEGALA YANG BERNAFAS MEMUJI TUHAN

Oleh: Ps. Samuel Supriyadi

            Judul di atas adalah kutipan Mazmur 150 : 6. Menurut ayat ini, setiap makhluk hidup yang bernafas (mendapatkan nafas hidup dari Sang Pencipta) harus memuji-muji DIA. Seandainya ini terjadi, seluruh bumi akan dipenuhi dengan pujian kepada TUHAN. Karena, seluruh alam semesta ini penuh dengan makhluk hidup yang bernafas.

            Namun, faktanya adalah tidak setiap tempat di bumi ini menggemakan pujian kepada TUHAN. Justru sering kebalikannya. Bumi ini dipenuhi dengan pujian kepada penguasa kerajaan dunia, pengagungan terhadap kerajaan kegelapan, dan pemujaan kepada dosa serta Mammon. Contohnya, saat kita ke mall, apakah kita dapat menemukan atau mendengar pujian-pujian kepada TUHAN di situ? Atau, saat kita pergi ke rumah makan atau ke tempat kita bekerja, adakah pujian kepada TUHAN di sana? Bagaimana dengan keadaan di rumah kita? Padahal seharusnya di mana pun ada segala yang bernafas, di tempat tersebut harus ada pujian kepada TUHAN. Mazmur 150 : 6, adalah kerinduan TUHAN bagi bumi ini. Sebagai orang percaya, kita ikut punya peran dan tanggung jawab agar pujian kepada TUHAN terus berkumandang di bumi ini. Namun, sering pujian kita menjadi pudar atau padam. Beberapa penyebabnya, antara lain:

  1. DOSA

Orang yang hidup dalam dosa, tidak bisa mengumandangkan pujian kepada TUHAN dalam hidupnya. Sebaliknya, yang ada adalah keluhan sebab jiwanya tertekan dan letih-lesu (Mazmur 32 : 3-4).

Selain itu, dosa juga akan menjadi pintu masuk bagi kuasa kegelapan atau roh-roh jahat untuk membelenggu hidup orang tersebut. Dan, dari jiwa yang tidak merdeka/ tidak bebas tidak akan dapat mengalir pujian kepada TUHAN.

  • TIDAK SUKA FIRMAN

Firman Tuhan hidup dan berkuasa. Seseorang yang suka membaca, merenungkan, dan menerapkan firman dalam hidupnya akan melihat keajaiban firman Tuhan. Orang yang seperti ini, rohnya akan dikuatkan dan dibangkitkan, sehingga dari dalam hatinya akan mengalir puji-pujian kepada Tuhan (Mazmur 119:164).

Sebaliknya, keadaan orang-orang yang tidak suka bersekutu dengan FIRMAN, lambat tapi pasti; pujian di dalam hatinya akan menjadi pudar dan padam.

  • GAGAL MEMURIDKAN

Tongkat estafet tanggung jawab dan peran memuji Tuhan di bumi ini harus bisa dilanjutkan oleh generasi penerus kita. Karena itu, kita harus memuridkan. Gagal dalam hal ini akan berakibat pujian akan berhenti di zaman kita dan tidak berlanjut di zaman anak bahkan cucu kita (1 Samuel 8:1-5).

  • SALAH MENGGUNAKAN WAKTU

Waktu yang kita miliki di dunia ini terbatas, sebab itu setiap waktu yang kita miliki adalah suatu kesempatan untuk menaikkan pujian kepada Tuhan. Jadi, kita perlu bijaksana dalam menggunakan waktu atau kesempatan yang kita miliki (Efesus 5:15-16). Namun, banyak orang memakai waktu untuk hal-hal yang sia-sia, misalnya untuk bermain game. Jika kita gunakan dua jam per hari saja untuk hal tersebut maka dalam satu tahun kita sudah membuang waktu kita selama 28 hari.

  • TIDAK HIDUP MENJADI TERANG

Tanpa kita sadari, tingkah laku kita mempengaruhi kehidupan orang di sekitar kita. Kehidupan menjadi terang akan memperbanyak pujian yang mengalir dari hidup orang-orang di sekitar kita. Karena, orang-orang yang diberkati dengan perbuatan baik kita, dari hidup mereka pun akan mengalir pujian kepada Tuhan (Matius 5:16).

      Karena itu, mari kita wujudkan kerinduan Tuhan bagi dunia ini, yaitu dunia ini dipenuhi dengan pujian dan pengagungan kepada-Nya (Yesaya 61:11B).