Misconceptions in Christianity

            Benarkah Torah atau perjanjian lama dianggap tidak relevan dengan zaman sekarang, sehingga tidak perlu dilakukan?

Torah dalam terjemahan bahasa Inggris (1991-1994), The Law (hukum). Padahal, Torah dalam huruf Ibrani mengandung kata “Yareh,” artinya membidik sasaran dengan tepat. Sehingga, Torah memiliki arti, guidance, instruction (instruksi penuntun).

            Banyak orang berpikir bahwa Torah atau perjanjian lama sudah tidak berlaku lagi. Beberapa ayat yang membuat orang misconceptions bahwa Torah tidak berlaku lagi, misalnya:

  1. I Kor 15: 56 (LAI), “Hukum taurat ialah kuasa dosa.” Jadi, bila kita menaatinya, ada kuasa dosa. Penjelasan dalam terjemahan lain versi Amplified, “Dosa adalah sengat dari kematian dan dosa mengembangkan kuasanya atas roh kita melalui penyelewengan (penyalahgunaan) torah.” Jadi, kita harus membandingkan dengan terjemahan bahasa asli dan sejarah. Karena misconception terjemahan ini membuat kita juga berpikir salah.
  2. Ef. 2:15 (LAI) berarti, Tuhan Yeshua membatalkan hukum taurat dengan segala ketentuannya. Penjelasan dalam terjemahan lain versi Amplified, artinya dengan wafatnya Tuhan Yeshua di atas kayu Salib, Tuhan membatalkan segala bentuk kekacauan yang ditimbulkan oleh hukum taurat.

      Saat Paulus menuliskan surat untuk jemaat di Roma, dia sedang menghadapi tiga kelompok yang beribadah bersama di Sinagoga, yaitu messianic jews, gentile (bangsa lain yang percaya Tuhan Yeshua), dan normative jews (orang yahudi yang belum percaya Tuhan Yeshua). Paulus menganggap hukum Taurat menimbulkan kekacauan pada jemaat (ketiga kelompok itu). Ada yang melakukannya dengan berlebihan, ada yang melakukan sesuai kebenaran yang digenapi Tuhan Yeshua, dan ada yang tidak tahu tentang Torah, sehingga hal ini menimbulkan kekacauan.

      Tiap orang Kristen dipanggil untuk sempurna (utuh), tapi mereka tidak tahu seperti apa cara hidup (guidance, Torah) dalam keluarga Tuhan. Bila orang Kristen tahu dan mau melakukan sesuai guidance (Torah), mereka akan sama dengan orang-orang messianic jews. Sehingga, saat kita menghadap Tuhan Yeshua, kita semua sama (bandingkan Rom. 3: 31).Jadi, yang benar adalah Tuhan Yeshua membatalkan kekacauan yang ditimbulkan oleh hukum Taurat.

  • Roma 6:14 (LAI), “Kalau kita di bawah hukum taurat, kita akan dikuasai dosa.” Penjelasan dalam terjemahan lain versi Amplified, “Kamu tidak lagi di bawah Torah, seperti seorang budak.”

Terlihat perbedaan terjemahannya, sehingga tulisan-tulisan Paulus sering disalahartikan. Sebenarnya, Torah itu guidance, seperti rambu-rambu perjalanan; atau seperti manual book yang berisi petunjuk penggunaan supaya tidak melakukan kesalahan dalam melakukannya. Tuhan Yeshua mengajarkan Torah sebenarnya dengan maksud untuk menuntun hidup kita sesuai firman-Nya. Namun, orang Yahudi mengajarkan Torah dengan hal-hal detail yang melebihi maksud Tuhan Yeshua. Padahal Tuhan Yeshua datang untuk menyempurnakan (complete) Torah. Dia datang untuk menjadi guru kita untuk mengajarkan cara mengaplikasikan Torah (guidance) yang sesuai dengan kehendak Bapa.

Awalnya, Tuhan memberikan Torah sebagai guidance, tetapi orang-orang Yahudi membuatnya semakin rumit. Mereka memiliki “halakah” yang berisi aturan-aturan rumit tentang melakukan Torah, misalnya makanan dan pisau harus kosher dengan cara-cara tertentu. Yang semua hal-hal rumit ini tidak ada dalam kitab suci (Torah Tuhan).

Jadi, kita tidak sedang belajar menjadi orang Yahudi, tetapi kita sedang belajar melakukan petunjuk Tuhan (Torah Tuhan). Torah menuntun kita untuk tahu cara hidup dalam keluarga Tuhan.

  • Kita dapat melakukan apa pun karena kita hidup dalam anugerah

Ada yang beranggapan kita boleh makan atau melakukan apa pun (band. Rom. 14: 1-3). Padahal yang Paulus bicarakan adalah “halakah”. Di dalam halakah tertulis bila orang Yahudi tinggal di tengah-tengah bukan Yahudi, mereka hanya akan makan sayur dan buah (demi rasa aman). Inilah yang dimaksud Paulus bahwa ketentuan Tuhan harus di atas segalanya tidak boleh dikurangi.

Pengertian tentang orang yang kuat imannya adalah orang yang menaruh dasar yang kuat di dalam Tuhan Yeshua. Orang yang lemah imannya adalah orang yang belum percaya Tuhan Yeshua sebagai Mesias.

Beberapa ayat tambahan tentang melakukan Torah

  1. Roma 3: 31, Amp.

Rasul Paulus sebenarnya sama sekali tidak membatalkan Torah, tapi justru mengonfirmasi, membangun pengajaran, dan berpegang teguh pada Torah.

  • Matius 5: 17, Amp.

Jangan mengira AKU (Tuhan) datang untuk menyingkirkan (mencabut kembali) Torah dan kitab para Nabi, tapi untuk membuatnya utuh (sempurna, complete) dan menggenapinya. Ini berarti, Tuhan Yeshua juga memegang Torah.

  • Kisah Para Rasul 15

Dituliskan bahwa para Rasul sedang berkumpul untuk berdiskusi. Paulus mengatakan bahwa banyak orang gentiles yang percaya pada Tuhan Yeshua, tapi tidak mengerti tentang Torah. Akhirnya, diputuskan untuk mengajarkan dasarnya, misalnya tentang makanan (Kis. 15: 19-20) dan harus dilakukan sampai sekarang (ay. 21). Artinya, para Rasul juga mengajarkan Torah.

Oleh: Ps. Ivan S. Tjahja