Ada sebuah perumpamaan yang Tuhan Yeshua ajarkan mengenai respon seorang hakim yang lalim terhadap seorang janda yang terus- menerus mendatanginya.
Di akhir perumpamaan, Tuhan menutup kisah-Nya
dengan sebuah pertanyaan, “Saat Anak Manusia datang kembali, akankah Ia mendapati iman di bumi ini?
Sebuah pertanyaan retoris yang menggugah kita, yang sedang menantikan kedatangan-Nya kembali.
đź“– Lukas 18: 1-8 (ILT3)
(6) Dan Tuhan berkata, “Camkanlah, hakim ketidakadilan itu mengatakan apa!
(7) Dan, akankah Elohim sama sekali tidak melakukan pembelaan terhadap orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya siang dan malam dan berpanjang sabar atas mereka?
(8) Aku berkata kepadamu bahwa Dia akan melakukan pembelaan bagi mereka dengan segera. Akan tetapi KETIKA DATANG, AKANKAH ANAK MANUSIA MENDAPATI IMAN DI BUMI INI ?”
Tetapi sebelum menjawab pertanyaan itu, kita mau merenungkan ayat sebelumnya, “Camkanlah, hakim ketidakadilan itu mengatakan apa!
đź“– Lukas 18:5 (ILT3)
“pada akhirnya, karena janda ini mendatangkan kesusahan bagiku, aku akan membelanya, agar dia tidak mengganggu aku dengan datang terus-menerus.”
Ternyata, walau sudah beberapa waktu ditolak, si janda dalam perumpamaan ini tetap pantang mundur.
Hakim lalim yang tidak takut akan Elohim dan tidak peduli siapapun ini akhirnya bisa berubah pikiran. Walau dasarnya bukan supaya kebenaran itu ditegakkan, melainkan supaya ia bebas dari gangguan si janda itu, tetap saja intinya ketekunan si janda itu membuahkan hasil.
Kembali lagi kepada pertanyaan penutup Tuhan Yeshua tentang saat kedatangan-Nya nanti, “akankah Ia mendapati iman di bumi ini?
Mengingat pertanyaan ini adalah sebuah penutup dari kisah si janda yang terus saja mendatangi si hakim, maka kita dapat mengerti bahwa yang Tuhan cari bukanlah berapa jumlah iman di bumi, tetapi ada iman dengan jenis kualitas tertentu seperti yang Tuhan gambarkan di perumpamaan ini.
Iman dengan kualitas ketekunan yang luar biasa, yang tidak malu, berani, yakin dan percaya bahwa apa yang dilakukannya secara terus menerus ini pada waktunya akan membuahkan hasil.
Iman (terj Ibrani “Emunah”) seperti inilah yang Tuhan cari.
Tuhan berkata, bahwa saat kedatangan-Nya nanti, akan terjadi peperangan, kelaparan, gempa bumi, dan penganiayaan, sebuah kesukaran besar seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya.
(Mat 24:4-14)
Hari-hari ini Tuhan sedang melatih iman kita dan mempersiapkan kita menghadapi masa kesusahan besar yang sudah dekat. Iman percaya dan iman setia kita perlu dilatih hingga mencapai standar kualitas yang Tuhan kehendaki. Kita percaya melalui setiap masalah dan tantangan yang kita hadapi Tuhan pakai untuk memperbesar kapasitas kita, memproses kita supaya kita setia bertekun, berharap, bertahan dalam panggilan kita, memiliki resiliensi untuk menanggung segala sesuatunya hingga tiba saat-Nya Tuhan datang kembali.
Jika hakim lalim itu meresponi ketekunan janda yang tidak jemu-jemu mendatanginya, terlebih lagi Elohim Bapa Surgawi kita. Ia akan segera membela orang-orang pilihan-Nya yang berseru kepada-Nya siang dan malam.
Amin🙏