Sebab Aku tidak berbicara dari diri-Ku sendiri, melainkan Dia yang telah mengutus Aku; Bapa sendiri telah memberikan perintah kepada-Ku, apa yang harus Kuucapkan, dan apa yang harus Kukatakan.
Dan Aku tahu bahwa perintah-Nya adalah hidup yang kekal. Oleh karena itu, apa yang Kukatakan adalah seperti yang telah Bapa katakan kepada-Ku, begitulah Aku katakan.”
Yohanes 12:49-50 (ILT3)
Kita telah banyak belajar tentang Lashon-hara, dan masih sedang berjuang untuk bisa menang dari hal ini. Sementara itu, ada penelitian yang menyebutkan bahwa wanita butuh mengucapkan 20.000 kata dan pria 7.000 kata dalam sehari. Ya… Kita tidak lepas dari bicara. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, apa isi bicaranya? Topik apa yang diceritakan? Apakah membangun atau malah meruntuhkan?
Sebelum berbicara, tentu kata-kata atau topik pembicaraan telah ada dalam pikiran. Jadi sebelum berkata-kata, perlu untuk mengisi pikiran dengan hal-hal positif dan membangun.
Selebihnya hai saudara-saudara, apa saja yang benar, apa saja yang mulia, apa saja yang adil, apa saja yang suci, apa saja yang menyenangkan, dan apa saja yang patut dipuji, sekiranya ada suatu kebajikan dan sekiranya ada suatu pujian, pikirkanlah hal-hal itu.
Filipi 4:8 (ILT3)
Hati dan pikiran ibarat sumur atau mata air, sementara mulut adalah kran air. Apa yang kita ucapkan berasal dari hati.
Namun, apa yang keluar dari mulut, ia timbul dari hati,
Matius 15:18a (ILT3)
Kita bisa mencoba untuk mulai bicara tentang kisah-kisah yang ada dalam kitab suci. Biarlah di waktu liburan ini, kita bertemu dengan keluarga, kita bisa menceritakan tentang kebenaran.
Ketika keluarga kami dalam perjalanan keluar kota saya menyempatkan untuk bercerita satu hal yang menarik dari firman Tuhan. Perjalanannya kurang lebih 2 jam dan waktu saya bicara hanya bertahan di 15 menit karena selebihnya saudara saya membahas hal yang lain.
Saya bersyukur bahwa Tuhan memberikan waktu 15 menit itu dan kiranya bisa lebih lama lagi di waktu selanjutnya.
Tuhan Yeshua telah memberikan teladan bahwa perkataan-Nya bersumber dari Bapa. Kiranya kita bisa mengikuti teladan-Nya.
Menceritakan hal yang membangun, yang menyelamatkan dan menyegarkan jiwa. Apa yang kita ceritakan adalah Injil.
Mungkin kita belum bisa seperti Rasul Paulus yang berkata celakalah bagiku jika aku tidak menginjil (1 Kor.9:16-ILT3). Namun kiranya kita bisa menemukan waktu 15 menit atau lebih untuk bercerita tentang Tuhan.
Kiranya kasih karunia Tuhan Yeshua membukakan jalan agar kita bisa bercerita.
Amin.