Situasi Stefanus

Situasi Stefanus

Adapun Stefanus, yang penuh iman dan kuasa, membuat keajaiban dan tanda-tanda yang besar di tengah masyarakat. Kisah Para Rasul 6:8 (ILT3)

Nama Stefanus memiliki arti ‘mahkota’. Ia adalah seorang dari tujuh diaken, yang dipilih untuk melayani kebutuhan sosial jemaat. Bukan hanya bertugas mengatur pembagian makanan kepada jemaat, ia juga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang Torah. Ketujuh diaken ini dipilih oleh jemaat dan di-sah-kan oleh Para Rasul melalui penumpangan tangan.
Di Yerusalem, ada sebuah sinagoga untuk orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani, bernama Sinagoga Libertini (Libertinos, dalam bahasa Latin). Di Sinagoga inilah Stefanus mulai mengajarkan tentang Tuhan Yeshua dalam bahasa Yunani. Lalu dengan beberapa orang, Stefanus mulai bersoal jawab tentang Torah, hingga dituduh telah mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Elohim. Tentunya saksi-saksi palsu muncul untuk mendukung tuduhan ini. Stefanus pun dibawa ke hadapan Mahkamah Agama/Sanhedrin. Setelah memeriksa para saksi, Imam Besar bertanya kebenaranya kepada Stefanus. Lalu ia pun memberikan penjelasan, yang singkatnya bahwa semua tuduhan itu palsu. Situasi ini seperti menggenapi ayat dari Mazmur 112:7-8:
Dia tidak akan merasa takut terhadap berita yang buruk; hatinya tetap teguh, tersandar pada YHWH.
Hatinya teguh, dia tidak akan takut ketika dia melihat musuh-musuhnya.
Dengan penuh Roh Kudus, Stefanus pun menatap ke langit lalu melihat kemuliaan Elohim dan Tuhan Yeshua berdiri di sebelah kanan Tuhan. Setelah itu, ia mati dirajam batu.

Situasi ini mungkin pernah kita rasakan. Sudah melakukan yang benar, namun tetap disalahkan. Tidak ada seorang pun yang membela. Sampai ga bisa berkata-kata apapun lagi. Karena ketika mencoba berbicara dan menjelaskan, tetap saja salah.
Seluruh pintu seakan-akan telah tertutup.
Hingga disatu titik, kita tersadar bahwa ada pintu di atas yang selalu terbuka.
Seribu orang akan rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan mendekat kepadamu.
Sungguh dengan matamu sendiri engkau akan melihat dan menyaksikan ganjaran untuk orang fasik.
Sebab Engkau, ya YHWH, perlindunganku, Yang Mahatinggi telah kaujadikan tempat kediamanmu. Mazmur 91:7-9 (ILT3)

Tuhan Yeshua berdiri, telah siap untuk menjadi pembela bagi Stefanus. Artinya Tuhan Yeshua tahu apa yang sebenarnya terjadi dan memastikan kemenangan.
Jika pengadilan dunia tidak dapat memberi keadilan, ingatlah bahwa ada satu pengadilan yang tidak akan dapat dihindari oleh siapapun.
Tuhan Yeshua yang berdiri untuk Stefanus, juga akan berdiri untuk kita ketika kita telah terbukti benar dan mau menerima penderitaan ini sebagai anugerah.
Berbahagialah orang yang dianiaya karena kebenaran, karena kerajaan surga adalah milik mereka.
Berbahagialah kamu bilamana karena Aku mereka mencela kamu dan menganiaya bahkan mengatakan setiap perkataan yang jahat terhadap kamu dengan berdusta,
bersukacitalah dan bergembiralah karena pahalamu besar di surga, sebab demikianlah mereka telah menganiaya para nabi sebelum kamu.” Matius 5:10-12 (ILT3)

Selanjutnya, kita perlu mengampuni.
Tuhan Yeshua juga telah melakukan itu, menjadi teladan untuk mengampuni. Stefanus berdoa bagi orang-orang yang menuduh dan merajamnya. Kiranya hari ini, kita bisa melangkah sebagai orang yang menang. Sebagai orang yang lebih baik dari kemaren. Yang terus berani melakukan Mitzvah. Jadikan situasi Stefanus sebagai batu loncatan iman dan raihlah kemenangan. Amin.